Hai..
This article is on the same day like before. Dan gue nulisnya exactly after I write the previous one. Kali ini gue mau menulis serta bercerita tentang kesadaran. Well, gue kepikiran apakah paragraf pertama gue kali ini harus ga penting atau gimana. Yahh.. mungkin lama-lama jadi ga penting karena gue isiin hal kayak gini. Tapi gue suka aja, gimana dong? Haha. Kembali gue hembuskan napas. Sebenernya gue ada observasi secepatnya sekarang ini. Namun, apalah daya. haha. Gue mau nyelesaiin artikel satu ini dulu. Kesadaran gue emang amburadul banget kayak judulnya. Bahkan rasanya gue ga mengenali diri gue sendiri. Padahal kata Kucing Hitam, gue adalah salah satu orang yang paling mengenali diri gue sendiri. Entahlah, aneh ya jadinya.
Hal yang membuat gue mengatakan kesadaran gue amburadul adalah karena gue ga bisa mengenali lagi hal-hal yang udah gue buat (ini bukannya kayak gue masak, terus masakan gue hancur. Jadi gue ga bisa ngenalin lagi. Bukan, bukan. Bukan itu kok). Misalnya, gue habis buat gambar atau puisi (terlebih puisi) gue ga merasa kayak itu adalah hal yang gue buat. Gue pernah bikin suatu puisi, dan gue kasih liat itu ke orang lain. Mereka bilang, "wah bagus Mere. Ini sepeti menggambarkan orang itu." kayak gitu. Dan gue cuma bisa ber-ooh saja. Gue baca lagi puisi itu beberapa mingu kemudian. Dan gue merasa, eh, iya ya.. kok bagus. Menggambarkan banget. Kata-katanya juga tersusun dengan rapih banget. emang ini gue yang nulis? Kayaknya bukan deh. Kayaknya kalo gue nulis puisi, ga akan kayak gini deh. And so on. Gue juga sering bikin-bikin gambar-gambar kecil di buku kuliah (bukannya nyatet, malah gambar) dan gue ga tau, pas gambar itu selesai, gue ga tau bagaimana gue bisa ngegambar gambar tersebut. Kayaknya, tiba-tiba itu gambar udah jadi aja. (Gue melanjutkan menulis artikel ini di hari jumat. Gue kemarin udah keburu dipanggil buat observasi). Gue kadang ngerasa bukan gue. Atau justru ternyata gue ini kena sindrom pesimis berat atau gimana gue juga ga ngerti. Kadang juga bukan cuma puisi. Kadang juga kata-kata. "Iya, Mere lo pernah ngomong gitu. Makasih yahhh. gue jadi merasa lebih baik." Ya masa gue kedengerannya gue keren dan hebat banget gitu. Gue merasa ga sadar kayaknya diri gue itu gimana.
Well, I have to say something first.. Gue pending article ini sampai hari ini. 'Cause ada kecelakaan tugas yang harus gue kerjain dan meninggalkan artikel setengah jadi ini. Dan gue lupa untuk nulis to be continued sebelumnya untuk memastikan kalo artikel ini continued. If you don't understand what my point is, I don't care. I don't know how to explain it more than this (sorry). Alright, let's back to the topic. What was my topic? Oh yeah, that. (to be continued lagi. padahal gue pengen published nya saat itu juga. pending muluu >.<) Let's continue the topic. Yeah, aneh kan tiba-tiba gue dapet kata-kata kayak gitu. Dan gue jadi ngerasa, apaaan emangnya yang gue omongin ke dia? Bahkan sampe orang itu begitu berterima kasih ke gue. Ckckck. Ga ngerti. Gue ga ngerti kenapa bisa kayak gini. Apa yang terjadi? Kata beberapa orang, itu karena ga fokus. Tapi ya kali, gue ga fokus bikin suatu karya? Karya kan dibuat dengan berbagai macam pikiran dan ide yang berseliweran di kepala. Terus gimana caranya gue bisa ga fokus (kalo emang jawabannya karena ga fokus)? Gue udah nanya ke beberapa orang lagi. Dan mereka ga serius menanggapi gue. Bahkan ada yang ga ngerti sama sekali meski udah gue jelasin berulang kali (segitu aliennya kah gue?). Gue mau searching, udah pasti ga ada. Kalo pun ada, keyword nya apa? just mon dieu et moi yang ngeri hal hal yang terjadi di diri gue. Emang sebenernya kayak gitu buat orang banyak. Tapi kayaknya ga segitunya juga kan? Seenggaknya ada satu orang yang berempati sama mereka. Not no one, kayak gue.
Udahlah. Sampe sini aja ketikan gue kali ini. Next time, we will hear another story. Bye. Thanks for reading. Please try to understand this graph. Tapi ga usah maksain. Ahahaha..
Merci beaucoup
Stay cool
Meredith Sfazmi
Well, I have to say something first.. Gue pending article ini sampai hari ini. 'Cause ada kecelakaan tugas yang harus gue kerjain dan meninggalkan artikel setengah jadi ini. Dan gue lupa untuk nulis to be continued sebelumnya untuk memastikan kalo artikel ini continued. If you don't understand what my point is, I don't care. I don't know how to explain it more than this (sorry). Alright, let's back to the topic. What was my topic? Oh yeah, that. (to be continued lagi. padahal gue pengen published nya saat itu juga. pending muluu >.<) Let's continue the topic. Yeah, aneh kan tiba-tiba gue dapet kata-kata kayak gitu. Dan gue jadi ngerasa, apaaan emangnya yang gue omongin ke dia? Bahkan sampe orang itu begitu berterima kasih ke gue. Ckckck. Ga ngerti. Gue ga ngerti kenapa bisa kayak gini. Apa yang terjadi? Kata beberapa orang, itu karena ga fokus. Tapi ya kali, gue ga fokus bikin suatu karya? Karya kan dibuat dengan berbagai macam pikiran dan ide yang berseliweran di kepala. Terus gimana caranya gue bisa ga fokus (kalo emang jawabannya karena ga fokus)? Gue udah nanya ke beberapa orang lagi. Dan mereka ga serius menanggapi gue. Bahkan ada yang ga ngerti sama sekali meski udah gue jelasin berulang kali (segitu aliennya kah gue?). Gue mau searching, udah pasti ga ada. Kalo pun ada, keyword nya apa? just mon dieu et moi yang ngeri hal hal yang terjadi di diri gue. Emang sebenernya kayak gitu buat orang banyak. Tapi kayaknya ga segitunya juga kan? Seenggaknya ada satu orang yang berempati sama mereka. Not no one, kayak gue.
Udahlah. Sampe sini aja ketikan gue kali ini. Next time, we will hear another story. Bye. Thanks for reading. Please try to understand this graph. Tapi ga usah maksain. Ahahaha..
Merci beaucoup
Stay cool
Meredith Sfazmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar