Hai.. alohaaa
:)
:)
Happy saturday night... Malam ini gue habiskan dengan memberikan kebahagiaan dan penghargaan bagi diri gue sendiri setelah minggu uts finish. Hahaha.. Marathon buku. Terkait besok adalah salah satu hari bahagia Belalang Hijau-karena dia akan bertemu penulis idolanya (idola gue juga sihh)-makanya gue juga harus baca novelnya sebelum bertemu penulisnya. Haha.. Nahh, tapi ditulisan kali ini gue ingin berbagi cerita yang telah gue buat 2-3 hari yang lalu. Judul ceritanya adalah judul pos ini. Happy reading and enjoy the story :)
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika Allah mengabulkan doamu menjadi nyata.
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika orang yang kau cintai menjadi lebih baik oleh doa yang kau panjatkan.
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika kebahagiaan merebak di wajah orang yang kau cintai.
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika kau melihat kebahagiaan lain.
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika orang yang kau cintai menjadi lebih baik oleh doa yang kau panjatkan.
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika kebahagiaan merebak di wajah orang yang kau cintai.
Bahagia adalah saat hatimu penuh rasa sesak, ketika kau melihat kebahagiaan lain.
Namun, ketika Allah telah mengabulkan doamu, telah membuat orang yang kau cintai menjadi lebih baik, ketika ia bahagia karena perubahan itu, ketika kau melihat kebahagiaannya, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski bahagianya bukan karenamu?
Namun, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski semburat cahaya di wajahnya bukan karenamu?
Namun, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski dirinya menjadi lebih baik bukan karenamu?
Namun, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski Allah mengabulkan doamu untuknya bukan melaluimu?
Namun, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski semburat cahaya di wajahnya bukan karenamu?
Namun, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski dirinya menjadi lebih baik bukan karenamu?
Namun, sanggupkah engkau tetap berpijak pada bumi meski Allah mengabulkan doamu untuknya bukan melaluimu?
Ketika realitas menghentakmu jatuh dari langit penuh doa tulus, ketika realitas jauh lebih pedih dari apa yang pernah kau bayangkan, ketika 'malaikat' yang kau hormati justru yang meremukkanmu, dan ketika 'malaikat' yang kau hormati itu justru yang mengacaukan seluruh doamu.. Akankah kau bisa berdiri sendiri-karena tak pernah ada bahu untuk bersandar dalam hidupmu, karena hanya ada sajadah yang setia menemani untaian bulir demi bulir yang jatuh saat kau berkeluh kesah tentang hidupmu padaNya? Haruskah kau berbahagia sama seperti orang yang kaucintai atas perubahannya bersama 'malaikat' itu? 'Malaikat' yang kau tahu tak pernah bisa kau gapai. 'Malaikat' yang kau tahu tak pernah bisa kau sejajari langkahnya. 'Malaikat' yang kau tahu bisa menjadikan dia lebih baik.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk menggapai 'malaikat'.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk menyejajari langkah sang 'malaikat'.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk melebihi pencapaian sang 'malaikat'.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk menjadi lebih baik dari sang 'malaikat'.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk menyejajari langkah sang 'malaikat'.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk melebihi pencapaian sang 'malaikat'.
Menyerah adalah satu kata yang sulit hilang dari logika, saat kau berpikir untuk menjadi lebih baik dari sang 'malaikat'.
Lalu bagaimana dengan hatimu? Logika memendam kata menyerah dalam dirinya. Hati? Hati meresapi kata bertahan dan berjuang. Defense and fight. Ketika kau bermain sebuah game, dan musuh menyerangmu, menyerah bukanlah kata yang pantas kau lontarkan untuk sebuah kemenangan. Tetapi bertahan untuk menahan serangan, dan berjuang untuk menang. Itulah yang kan kau lakukan. Defense, saat kau masih BELUM bisa melakukan apapun, memungut kembali serpihan-serpihan semangat yang tercerai-berai dalam lara. Merekatkan mosaik-mosaik yang telah runtuh. Kemudian, ketika waktu yang tepat telah tiba, Fight. Berjuang dengan seluruh kemampuan. Dengan raga. Dengan jiwa. Dengan logika. Dengan hati.
Namun meski kau tahu aku telah begitu, pandangannya takkan berubah pada 'malaikat' itu. Tentu, 'malaikat' di hatinya hanya akan ada satu. Tak bisa bergeser, meski ruang dan waktu telah menyelamatkan aku. Membantuku berjuang memperbaiki segala sikap serta perilaku. Apalah dayaku? Resah, kembali menguntai bulir diatas sajadah yang begitu setia. Malam demi malam. Merasa dunia dan Kau Sang Penciptaku mengkhianatiku. Memberikan harapan, menjadikan diri lebih baik. Tapi dia hanya melihat 'malaikat' itu. Tak pernah aku. Jadi untuk apalah semua itu? Segala pertahanan dan perjuangan itu? Merasa sia-sia.
Terkejut adalah satu kata yang merekah dalam hatimu, saat kau tersadar betapa bodoh telah merasakan kesia-siaan. Tak ada sia-sia. Tak kan ada suatu kesia-siaan dalam hidup. Kau hanya belum mengerti, hikmah dibalik hal yang kau anggap sia-sia. Lalu untuk apa Sang Pencipta memberiku harapan (yang seolah palsu)? Lalu untuk apa ruang dan waktu menyelamatkan aku? Seolah selama ini aku hanya menjelajahi alam bawah sadarku, aku baru mengerti. Karena ini, aku menjadi lebih baik (bahkan dari 'malaikat' itu). Karena ini, aku selalu menghargai diriku sendiri. Karena ini, aku merasa bahagia. Meski mungkin dia ditakdirkan untuk 'malaikat' itu, aku akan tetap menunggu. Sampai tiba waktuku, telah habis untuk mencintaimu.~
END
Untuk catatan, cerita ini telah mendapatkan beberapa komentar dan kritik saran. Untuk beberapa kritik saran, udah sedikit gue ubah dan gue resapi saran kalian. Terima kasih banyak. Maaf ga gue pake semua kritiknyaa.. soalnya bingung ngubahnya gimana. Gue merasa udah pas. Heeeee~ (terus kalo gitu buat apa, di kritik?). Well, end of this article. Thanks for coming and reading, readers.. I appreciate you whom read this kinda things that really nothin'.
PS: maaf aja kalo bahasa inggris gue ga enak buat dibaca.. saya masih butuh banyak belajar. -_-"
PS: maaf aja kalo bahasa inggris gue ga enak buat dibaca.. saya masih butuh banyak belajar. -_-"
Merci beaucoup.. :)
Stay cool
Stay cool
M. Sfazmi
Aku bahagia, ketika melihat kawan yang bercerita lepas tentang suasana yang dirasa, karena dengan itu bisa mengurangi rasa penat dan sedikit kelegaan dalam hatinya. Bahasa kamu itulohhh sunnn ecieeeh bangeeet, 'dia'? :p
BalasHapus