Hai, aloha..
Kali ini gue mau nulis (copy paste) tulisan gue yang sebenernya mau di post di blog trus ga jadi, ataupun ga niat di post di blog trus baru ada niat sekarang. Well, inilah cerita gue kala itu dengan judul yang sama antara di artikel ini dengan yang ada di file lappy.
So, is this life? Am I must live
this life? I don’t have any intention to live anymore.
Apa yang gue kasih? Apa yang gue dapet? Untuk apa semua ini? Gue masih ga ngerti. Haruskah? Atau, harus ya, gue masih hidup dan berada disini? I have no skills. I have nothing. Can I just go? Gue ga tau bagaimana mempercayai apa yang udah jadi keyakinan gue. I have no idea about it. Gue berusaha mengerti dan memahami keberadaan tuhan. A half of me still not believe it, I think. Tadinya gue pengen mati. Pengen pergi. Pengen ga ada. Well yeah, be not being is more interesting beside being in here, on the world but feels nothing-not needed-not valuable-unskill. It’s kinda something, ya know. If you got what I try to explain, huh. Mungkin akan menyenangkan kalo gue mati, dan menghilang dalam ketiadaan. Bukannya pergi ke alam barzah. If there’s no hereafter, maybe it really is easy to kill my self. Karena gue hanya akan menghilang. Pergi, dari dunia. Hilang dari sini dan pindah tenggelam ke dalam ketiadaan. Tapi, like I said earlier, a half of me still have a belief of the God. The Lord of my life (maybe, still not a hundred percent sure). Semua yang pergi dan mati, akan pergi ke hereafter-alam barzah, dan dapetin semua balasan atas perbuatannya di dunia. Well, gue berpikir lagi kalo gue pergi and kill my self mungkin gue akan dapet balasan atas the sin that I have done. Seenggaknya, gue harus nyiapin sesuatu, kan? Kalo gue mati dan menghilang dalam ketiadaan, itu bagus. Persiapan gue emang ga guna, tapi ga apa, kan? Sedangkan kalo gue mati dan pergi ke hereafter, tempat semua perbuatan gue diperhitungkan, well.. persiapan gue juga ga sia-sia. Gue pengen berbagi. Berbagi semua kebimbangan dan ketidakmengertian gue yang gue alamin sekarang. Berbagi segala macam pertanyaan yang terus-terusan muncul di benak gue tentang kematian dan keberadaan tuhan. Akankah ada yang bisa ngejawab gue?
Apa yang gue kasih? Apa yang gue dapet? Untuk apa semua ini? Gue masih ga ngerti. Haruskah? Atau, harus ya, gue masih hidup dan berada disini? I have no skills. I have nothing. Can I just go? Gue ga tau bagaimana mempercayai apa yang udah jadi keyakinan gue. I have no idea about it. Gue berusaha mengerti dan memahami keberadaan tuhan. A half of me still not believe it, I think. Tadinya gue pengen mati. Pengen pergi. Pengen ga ada. Well yeah, be not being is more interesting beside being in here, on the world but feels nothing-not needed-not valuable-unskill. It’s kinda something, ya know. If you got what I try to explain, huh. Mungkin akan menyenangkan kalo gue mati, dan menghilang dalam ketiadaan. Bukannya pergi ke alam barzah. If there’s no hereafter, maybe it really is easy to kill my self. Karena gue hanya akan menghilang. Pergi, dari dunia. Hilang dari sini dan pindah tenggelam ke dalam ketiadaan. Tapi, like I said earlier, a half of me still have a belief of the God. The Lord of my life (maybe, still not a hundred percent sure). Semua yang pergi dan mati, akan pergi ke hereafter-alam barzah, dan dapetin semua balasan atas perbuatannya di dunia. Well, gue berpikir lagi kalo gue pergi and kill my self mungkin gue akan dapet balasan atas the sin that I have done. Seenggaknya, gue harus nyiapin sesuatu, kan? Kalo gue mati dan menghilang dalam ketiadaan, itu bagus. Persiapan gue emang ga guna, tapi ga apa, kan? Sedangkan kalo gue mati dan pergi ke hereafter, tempat semua perbuatan gue diperhitungkan, well.. persiapan gue juga ga sia-sia. Gue pengen berbagi. Berbagi semua kebimbangan dan ketidakmengertian gue yang gue alamin sekarang. Berbagi segala macam pertanyaan yang terus-terusan muncul di benak gue tentang kematian dan keberadaan tuhan. Akankah ada yang bisa ngejawab gue?
Tulisan ini gue tulis pada tanggal 28 April 2015 jam 19.33
End of article, see ya!
ps: mohon maaf buat bahasa inggrisnya yang masih agak kacau balau
Merci,
Mere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar